Rabu, 23 November 2016

Portable GMDSS yang digunakan di atas kapal

V.H.F

Sebenarnya V.H.F terdapat2 jenis yaitu "VHF Intalation Radio" dan "Portable VHF",. Tetapi, pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang "Portable VHF" saja. Alasan utama mengapa kita harus membahas, adalah berkaitan dengan alasan keadaan darurat yang mungkin akan dihadapi setiap saat di laut.

A. Persyaratan Umum:
1. Harus mampu beroperasi pada frekuensi 156.800 Mhz (VHF channel 16) dan sedikitnya satu saluran tambahan.
2. Mampu mengirimkan sebuah tanda marabahaya.
3. Harus mampu dioperasikan dalam waktu 5 detik.
4. Harus portable dan mampu digunakan untuk komunikasi.
5. Memiliki ukuran yang kecil dan ringan.
6. Kedap air pada kedalaman 1 meter dalam waktu sekurang-kurangnya 5 menit.
7. Memiliki warna yang terang yaitu kuning atau jingga/ ditandai dengan strip (kuning/orange).
8. Memenuhi drop test (dari ketinggian 1 m).



E.P.I.R.B

E.P.I.R.B adalah radio khusus untuk memancarkan peringatan marabahaya dari atas kapal, menggunakan gelombang VHF pada frekuensi 121.5 Mhz & 243 Mhz. Persyaratannya adalah dapat bertahan selama 48 jam terus-menerus untuk memancarkan tanda marabahaya di sekeliling kapal/sekoci ketika dalam keadaan darurat untuk menunjukkan posisi kapal/sekoci ketika terjadi keadaan darurat.

A. Persyaratan Umum:
  1. Mampu mengirimkan sebuah tanda marabahaya menggunakan DSC pada VHF channel 70 dan menyediakan radar transponder untuk ditemukan/dideteksi oleh radar X-Band yang beroperasi pada frekuensi 9 GHz. 
  2. Dapat dirilis secara manual dan mampu diaktifkan oleh satu orang untuk bertahan hidup di tengah laut. 
  3. Mampu terapung bebas ketika kapal tenggelam dan mampu aktif secara otomatis bila terapung. 
  4. Berwarna kuning terang/warna jingga dan dilengkapi dengan bahan retro-reflecting.
  5. Dapat diaktifkan secara manual. 
  6. Memenuhi persyaratan drop test (dari ketinggian 20 m). 
  7. Dapat bertahan terhadap kerusakan akibat radiasi sinar matahari. 
  8. Terbuat dari bahan yang tahan air dan minyak.
B. Tempat penyimpanan
1. Diletakkan(ditempatkan) dalam sebuah posisi yang dapat diakses dengan mudah. 
2. Secara umum, di anjungan bagian kiri/kanan (wing).



S.A.R.T


S.A.R.T atau kependekan dari Search and Rescue Radar Transponder (receiver dan transmitter), S.A.R.T beroperasi pada frekuensi 9 Ghz, dan ketika dalam keadaan darurat sinyal yang dipancarkan dapat ditangkap/dideteksi oleh pesawat radar X-Band dengan tampilan berupa titik atau lingkaran, tergantung pada jarak antara SART dengan posisi kapal.


A. Persyaratan Umum:
1. Diinstal pada posisi/tempat yang dapat diakses dengan mudah.
2. Mampu diaktifkan secara manual.
3. Kedap air pada kedalaman 10 meter untuk waktu sekurang-kurangnya 5 menit.
4. Bekerja pada frekuensi 9200 - 9500 MHz.
5. Durasi operasi: 96 jam pada mode standby dan 8 jam  terus-menerus melakukan pemancaran dengan pengulangan pulsa frekuensi 1 kHz.
6. Ketinggian antena efektif: ≥ 1 m.
7. Delay antara penerimaan sinyal radar mulai dari terhenti: 0,5 µs atau kurang.
8. Memiliki warna yang mencolok agar mudah terlihat yaitu berwarna kuning/warna jingga yang akan membantu agar mufah ditemukan.
9. Mampu diuji untuk fungsionalitas dengan test informasi tertentu. 

B. Penempatan di atas kapal.
1. Ditempatkan pada posisi/tempat yang dapat diakses dengan mudah.
2. Secara umum, ditempatkan di sudut anjungan(ruang kemudi).
3. Kadang-kadang, satu diantaranya ditempatkan di dalam Lifeboat (Administrasi yang sesuai).


Sabtu, 22 Oktober 2016

PORTABLE EQUIPMENTS OF GMDSS


I just want to share the requirements some of GMDSS Equipment (VHF, EPIRB & SART) that are used on board and make it simple to read,. So, Let's check it out.,


Portable V.H.F

                Actually, VHF has 2 types there are “VHF Radio Instalation” and “Portable VHF”,. We will discuss about “Portable VHF” only. The main reason why we have to discussing it, is relating with the Emergency reason that always will face in any time at sea.

                A. General requirements:
1.        Should be capable of operation on the frequency 156.800 Mhz (VHF channel 16) and at least one additional channel.
2.       Capable of transmitting a distress alert.
3.       Should be operational within 5 s of switching on.
4.       Should be portable and capable of being used for on scene communications.
5.       Be of small size and light weight.
6.       Be watertight to a depth of 1 m for at least 5 min.
7.       Be of a highly visible yellow/orange colour or marking with marking strip (yellow/orange).
8.       Comply the drop test (1 m).


E.P.I.R.B

                E.P.I.R.B is special radio for  transmitted distress alert on board, using signal wave of VHF on the frequency 121.5 Mhz & 243 Mhz. It can be active 48 h continuously to transmitted distress alert around the vessel/craft in distress to show the position of the vessel/craft in distress.
               
                A. General requirements:
9.       Capable of transmitting a distress alert using DSC on VHF channel 70 and providing for locating by means of radar transponder operating in the 9 GHz band.
10.   Ready to be manually released and capable of being carried by one person into a survival craft.
11.   Capable of floating free in the ship sinks and being automatically activated when afloat.
12.   Be of a highly visible yellow/orange colour and be fitted with retro-reflecting material.
13.   Capable of being activated manually.
14.   Comply the drop test (20 m).
15.   Be resistant to deterioration in prolonged exposure sunlight.
16.   Not be unduly affected by seawater or oil or both.

B. Stowed:
1.       Installed in an easily accessible position.
2.       Generally, in the antenna deck (secured in part of the vessel).



S.A.R.T
                S.A.R.T is a self-contained, portable and buoyant Radar Transponder (receiver and transmitter), S.A.R.T is operate in the 9 Ghz marine radar band, and when interrogated by a searching ship’s radar, respond with a signal which is displayed as a series of dots on radar screen.

                A. General requirements:
1.       Installed in an easily accessible position.
2.       Capable of being activated manually.
3.       Be watertight at a depth of 10 m for at least 5 m.
4.       Frequency 9200 – 9500 MHz
5.       Duration of operation: 96 h in stand by condition followed by 8 h of transponder transmissions while being continuously interrogated with a pulse repetition frequency of 1 kHz.
6.       Effective antenna height: ≥ 1 m.
7.       Delay between receipt of radar signal start of transmissions: 0.5 µs or less.
8.       Be of highly visible yellow/orange colour on all surfaces where this will assist to detection.
9.       Capable of being tested for all functionalities using specific test information.

B. Stowed:
1.       Installed in an easily accessible position.
2.       Generally, stowed in the corner of the wheelhouse.
3.       Sometimes, one of them is stowed in Lifeboat (Administration in appropriate).

Selasa, 27 September 2016

Ulasan singkat istilah Variasi dan Deviasi dalam dunia pelayaran

                                                                        Disunting di Bogor, 25 November 2016


Ulasan singkat istilah Variasi dan Deviasi dalam dunia pelayaran !!!


Ok,, kita akan membahasnya satu per satu ,.

VARIASI
    I.        Penyebab adanya Variasi :
Variasi pada dasarnya ada karena perbedaan koordinat dari Kutub Bumi dengan Kutub Magnet Bumi sehingga menimbulkan sudut simpangan. Variasi sebenarnya tak perlu ada andai saja Kutub Utara Sejati dan Kutub Utara Magnet tepat berimpit. Jadi dapat disimpulkan bahwa Variasi muncul akibat adanya perbedaan posisi/kooordinat antara Arah Utara Sejati dan Arah Utara Magnet yang mempengaruhi pada penunjukan arah jarum pedoman/kompass yang digunakan. Perbedaan penunjukan jarum antara kedua kutub tersebut akan menghasilkan simpangan/perbedaan berupa sudut dan selanjutnya disebut Variasi. Jadi ingat yah kalau Variasi itu  sangat dipengaruhi oleh tempat dan waktu, di bawah akan dijelaskan lagi tentang perubahan ini.
Adapun Variasi secara sederhananya didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk antara Arah Utara Sejati dan Arah Utara Magnet. Variasi berbeda nilainya di setiap tempat di permukaan bumi, begitupun perubahannya menurut waktu, dimana setiap waktu Variasi tempat-tempat di bumi mengalami perubahan baik itu ke Arah Barat atupun ke Arah Timur(atau biasa juga disimbolkan dengan tanda "+" dan "-"), jadi poin selanjutnya adalah nama dari Variasi itu sendiri, hanya antara Timur/+ dan Barat/- .
Perubahan nilai variasi yang disebutkan di atas sebenarnya akibat pengaruh langsung dari perubahan posisi dari Kutub Utara Magnet setiap satuan waktunya. Jadi yang berubah itu hanya Kutub Utara Magnet yah, bukannya Kutub Utara Sejati. Adapun perubahan ini dalam penerapannya dalam navigasi pelayaran dihitung tiap tahun (Annually). Variasi dinamakan berdasarkan nilainya yaitu dengan Barat = Minus/- dan Timur = Plus/+. 

Sebagai ilustrasi adanya perubahan posisi Kutub Utara Magnet di bumi kita ini,, silahkan perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini yah !!
























Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa tempat-tempat di Bumi tidak memiliki nilai Variasi yang sama antara satu dengan yang lainnya, begitupun menurut satuan waktunya. Artinya setiap perubahan waktu, nilai Variasi ikut berubah, namun hanya karena nilai perubahan yang ralatif kecil(tiap hari dan bulannya) sehingga nilai variasi umumnya hanya dihitung secara tahunan/annually.         

 II.        Tujuan Koreksi Variasi dalam navigasi : 
Pertanyaannya adalah Kenapa kita harus mengetahui nilai Variasi di suatu tempat ??? Hehehe,,.  Jawabannya adalah untuk membantu mengetahui tingkat kesalahan dari Pedoman Magnet (Magnetic Compass) yang digunakan di atas kapal, sehingga pada keadaan dimana alat navigasi elektronik di atas kapal tidak dapat digunakan seperti Gyro, GPS, RADAR, ECDIS, maka kita masih bisa berlayar menggunakan pedoman magnet sebagai petunjuk arah.
Namun, Pedoman Magnet yang ada pun, sebelum digunakan harus diketahui tingkat kesalahannya terlebih dahulu (dengan perhitungan nilai error/kesalahan dari pedoman magnet itu sendiri tentunya). Jadi pada prinsipnya, nilai Variasi digunakan untuk menghitung/mengetahui nilai kesalahan Pedoman Magnet yang digunakan di atas kapal yang dikenal sebagai Deviasi. So,, tujuan akhir mengetahui nilai Variasi sebenarnya adalah melengkapi rumus perhitungan mencari nilai kesalahan Pedoman Magnet,.
III.        Cara mendapatkan nilai Variasi :
Nilai Variasi terdapat pada Mawar Pedoman yang ada di dalam Peta laut, dimana harus dicermati terlebih dahulu tahun terbitan peta dan tahun dimana kita menggunakan peta tersebut. Perubahan yang dicantumkan adalah perubahan tahunan (Annually). Di bawah ini contoh Mawar Pedoman yang ada di Peta laut.




























Pada gambar diatas pada Mawar Pedoman(Compass rose) terdapat 2 lingkaran, yaitu lingkaran luar dan lingkaran dalam. Lingkaran yang terluar termasuk tanda bintangnya adalah Arah Sebenarnya atau  dikenal dengan Arah Sejati, dimana tanda bintang sendiri yang ada di luar lingkaran menunjukkan Arah Utara Sejati. Jadi pengukuran arah dilakukan pada lingkaran luar ini, dengan acuan angka "NOL" atau tanda bintang adalah Arah Utara Sejati. Selanjutnya lingkaran dalamnya adalah lingkaran yang mengacu pada Arah Utara Magnet Bumi. Nah, pada gambar tersebut dapat  kita lihat adanya perbedaan Arah antara Arah Utara Sejati dan Arah Utara  Sejati yang menyebabkan adanya nilai Variasi, adapun pada gambar itu besar nilai Variasi tahun 1975 adalah sebesar  2 (derajat) timur dan perubahan tahunan adalah sebesar 2’ (menit). Artinya ketika kita ingin mencari nilai variasi tahun 2015 caranya adalah sebagai berikut : 
Diketahui     :
·         Variasi tahun 1975               = 2 (timur)
·         Perubahan tahunannya                   = 2’
·         Tahun sekarang misalnya               = Tahun 2015
·         Rantan waktu                                 = 2015 – 1975
                                                            = 40 tahun
Ditanyakan   :
                    Berapakah nilai Variasi tahun 2015  ?

Perubahan Variasi sampai sekarang      = Rentan waktu X Perubahan tahunan variasi
Perubahan Variasi sampai 2015 = 40 tahun x 2'
Perubahan Variasi sampai 2015 = 80' atau 80'/60 = 1 20'
Besar nilai perubahan Variasi sampai 2015 adalah 1 20' (timur).

Jadi Besar nilai Variasi tahun 2015     = Variasi tahun 1975 + Nilai Perubahan Variasi sampai sekarang               
                                                           = 2 (timur) + 1 2’ (timur)


                                                           = 3 2’ (timur)

DEVIASI
    I.        Pengertian atau definisi
Lanjut ke istilah berikutnya, yaitu Deviasi. Deviasi secara sederhana didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk antara arah Utara Magnet(UM) dengan arah Utara Pedoman Magnet(UP) di atas kapal, sehingga Deviasi dengan kata lain adalah nilai kesalahan dari pedoman Magnet itu sendiri.  Deviasi dinamakan dengan Barat = Minus dan Timur = Plus.
 II.        Penyebab terjadinya deviasi pada Pedoman Magnet
Deviasi muncul karena adanya kesalahan Pedoman Magnet di atas kapal yang tidak menunjuk tepat ke Arah Utara Magnet. Nilai kesalahannya inilah yang membentuk sudut yang selanjutnya disebut Deviasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Deviasi adalah nilai total daripada kesalahan Pedoman Magnet yang ada di atas kapal. Besar kecilnya pun sangat tergantung dari beberapa hal seperti :
1.     Tempat(Pengaruh medan magnet di daerah itu),
2.    Haluan yang tetap dalam waktu lama (Berlayar dengan haluan tetap tentu akan menimbulkan gangguan pada penunjukan Pedoman Magnet),
3.     Muatan (jika memuat muatan yang memiliki massa besi yang tinggi sehingga mampu mempenagruhi kinerja dari Pedoman Magnet),
4.    Dll

III.        Tujuan menghitung Nilai Variasi suatu Pedoman Magnet :
Kenapa nilai dari deviasi harus kita cari, bahkan dalam penerapannya nilai dari deviasi setiap akhir jaga laut harus selalu dicatat di dalam "Deck Log Book". Bisa dibayangkan betapa pentingnnya nilai devasi ini.
Seperti yang penulis katakan di atas, bahwa Deviasi adalah nilai kesalahan dari Pedoman Magnet yang digunakan di atas kapal. Itulah kenapa nilainya harus diketahui sehingga pada saat akan menggunakan Pedoman Magnet, maka kesalahan penunjukannya dapat dikoreksi menggunakan nilai Deviasinya  untuk selanjutnya mendapatkan arah sejati atau arah yang sebenarnya.
Jadi ketika terjadi Black Out atau masalah darurat lain di atas kapal yang mana menyebabkan Alat-alat navigasi utama rusak, kita masih dapat menggunakan Pedoman Magnet sebagai penunjuk arah dengan perhitungan nilai-nilai koreksinya terlebih dahulu.

 IV.        Cara mendapatkan nilai Deviasi dari suatu Pedoman Magnet :
v  Salah satunya adalah dapat dilihat dari Deviation Card yang biasanya ditempelkan di anjungan. Di bawah ini adalah contoh dari Kartu deviasi (Deviation Card).



Gambar Kartu Deviasi (Deviation Card)

v  Deviasi dapat juga dicari nilainya dengan menghitung perbedaan penunjukan antara Baringan Sejati dan Baringan Pedoman, adapun caranya adalah sebagai berikut :

Yang harus dihitung pertama kali adalah Sembir atau kesalahan penunjukan Pedoman Magnet (masih ada pengaruh Variasi) 

Baringan Sejati (BS) - Baringan Pedoman (BP) = Sembir (salah tunjuk)
Sembir (Salah Tunjuk) = Variasi + Deviasi, maka
Deviasi = Sembir – Variasi (telah diketahui sebelumnya dari Peta laut).
          Yang paling penting dari pembahasan kita pada kesempatan ini adalah agar kita mampu menerapkan Variasi dan Deviasi di atas kapal apabila ingin mendapatkan arah yang sebenarnya menggunakan Pedoman Magnet. Di bawah ini penulis sediakan satu contoh sederhana yang mengaitkan hubungan antara Variasi dan Deviasi serta Pedoman Magnet di atas kapal.
Contoh kasus, 
Soal : 
Baringan sejati (baringan di peta) sebesar 270
(Derajat), Baringan Pedoman Magnet (pada titik baringan yang sama)  menunjukkan 277
(Derajat), Variasi di peta menunjukkan 5 (Derajat) Timur. Berapakah Nilai Deviasi dari Pedoman Magnet tersebut ? 
Jawaban :  
Diketahui     :         BS     = 270
                             BP      = 277
                             V        = 5(Timur)
Ditanyakan   :         D       = ???
Nilai Deviasi                   = { (BS – BP) – V }
Nilai Deviasi                   = { (270 – 277) - 5 }
Nilai Deviasi                   = { -7 (Barat) - 5 (Timur) }
Nilai Deviasi Pedoman Magnet tersebut = -12 (Barat)
Jadi nilai kesalahan Pedoman Magnet sebesar -12 (Barat).
Selanjutnya adalah bagaimana menggunakan nilai-nilai yang sudah kita dapatkan tadi. Misalnya kita akan Mengarahkan kapal ke haluan 280, dengan menggunakan Pedoman Magnet maka kita harus memutar kemudi ke haluan             = HS – D
                                                                                                = 280 – ( -12 )


                                                                                                = 292

          Dari perhitungan di atas kita lihat betapa pentingnya kita mengetahui besar nilai Variasi dan Deviasi untuk dapat menggunakan Pedoman Magnet sebagai penunjuk arah.  
Demikian ulasan sederhana dari istilah Variasi dan Deviasi dalam dunia pelayaran, semoga bermanfaat dan selamat beraktifitas kembali !!!
Jika ada kritik dan saran terkait tulisn di atas silahkan dikirim ke alamat Email : fahrinurdiiin@gmail.com
           Terima kasih,,.